Banyak hal yang memang harus kita renungkan setiap waktu dan mugkin tak pernah habis perenungan ini karena setiap kita memiliki problema masing-masing diri, ada saja yang kita renungkan, ada saja yang berbuat kesalahan, ada saja yang harus kita sempurnakan. Tentu saja tujuan kita merenung bukanlah sebatas pekerjaan sebab merenung bukan pekerjaan, ketika ada yang bertanya apa pekerjaan orang itu? Pekerjaannya merenung. Tapi merenung adalah buah dari kesadaran diri, dorongan hati yang tergerak untuk memikirkan sesuatu apa saja tentang diri kita, tentang orang tua kita, tentang keluarga kita, tetangga kita, sahabat-sahabat kita, nasib hidup kita, amal perbuatan kita, cara beribadah kita. Semuanya itu harus dipikirkan. Dan pikiran adalah suatu bentuk olah batin yang ketika jernih memikirkan sesuatu apalagi didasari oleh sebuah kesadaran tentang betapa lemahnya diri kita terhadap sesuatu maka, pikiran itu adalah suatu bentuk kesadaran jiwa dan bahkan menandakan tingkat emosional dan spiritual yang sangat tinggi, jadi merenunglah berfikirlah.
Setiap kita berjalan melintasi banyak hal yang kita lihat keindahan panorama, fikirkan siapa yang menciptakan?. Kit a melewati keramaian lalu lalang manusia yang tak pernah lelah mencari kehidupan, fikirkan untuk apa mereka lakukan semua itu?. Kita melihat begitu banyak perbedaan yang terkadang mencolok mata kita, karena begitu sulitnya kita mengerti. Saat dimana kita melintasi sebuah jalan terlihat ada seorang ibu dengan menggendong anak menengadahkan sebuah terompah mengharapkan upah. Sang anak yang masih kecil terpanggang matahari terembuni malam, basah karena hujan. Sementara sang ibu terus berjalan melintasi lorong-lorong hidup, saat dimana lampu merah terposisikan berhenti dan mobil-mobil pun terdiam sambil berjalan mengetuk sebuah kaca mobil, kemudian disodorkan dari tangan yang mungil uang lima ratusan rupiah dari mobil yang mewah, sungguh terkadang kita bertanya pantaskah kita begitu banyak mengeluarkan harta kita demi assesories sebuah mobil yang hanya menghantarkan kita pada akhir kematian dan tak pernah sampai kepada kehidupan yang abadi.
Kita percantik mobil kita dengan assesories-assesories yang mahal harganya tetapi sebuah ketukan jendela mobil kita dari tangan yang rapuh, dari badan yang rusuh, dari pandangan mata yang seakan pandangan yang kosong. Kita lempar, satu lembar ribuan lima ratus recehan, padahal nilai sebuah pemberian itu amat sangat berkesan, di doakan kita oleh banyak orang apabila kita memberikan bukan hanya sesuai dengan proporsi, posisi kita tetapi juga keihklasan kita, di mana suatu kehidupan yang rasa-rasanya tak pantas dilakukan oleh manusia dengan manusia yang lain, astagfirullahal adzim. Akan mengundang nurani kita di tempatkan ketika kemiskinan, ketika kelaparan menyelimuti ruang gerak kita kanan kiri kita, belakang kita mereka harus berjalan melewati malam hanya untuk sesuap nasi, mereka harus kepanasan di tengah terik mentari, disaat kita berada di dalam mobil yang berAC, astagfirullahal adzim.
Baik sahabat, rasanya memang hidup juga tak perlu harus mengleuh tapi ini bukan keluhan, ini hanya sebuah realita dari hasi pandangan batin yang nampak begitu luar biasa berbeda tidakkah hati kita terketuk?. Mudah-mudahan, apalagi beberapa saat hari kedepan akan datang satu bulan di mana Allah memposisikan bulan ini sahrut taubat bulan taubat, sahsul magfiroh bulan ampunan. Mari kita bersihkan hati kita dari segala bentuk virus yang menodainya jangan sampai kita membiarkan detik demi detik waktu demi waktu hingga pergantian hari di bulan yang penuh berkah dengan perilaku yang tak sadarkan diri dan pada akhirnya kita tak mampu mengambil manfaat dari setiap pergantian hari-hari Romadhon, Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah.
Ya Allah berikan kembali kesempatan kepada kami untuk dapat menyempurnakan ketidak sempurnaan Romadhon yang lalu. Ya Allah sempatkan kami melemah bulanmu yang mulia itu karena dengan demikian kami mampu melakukan sesuatu yang terbaik paling tidak sesuai dengan kesanggupan yang kami lakukan, walaupun mungkin tidak terlalu baik karena rasanya sulit sekali untuk memperbaiki diri di tengah begitu banyak aktifitas ketidak baikan yang terus kami lakukan hingga saat ini. Hanya kepada Engkau ya Allah kami berharap, hanya kepada Engkau ya Allah kami memohon ampun dari segala bentuk keslahan dan buruknya perbuatan kami . wassalam,.,.,
Setiap kita berjalan melintasi banyak hal yang kita lihat keindahan panorama, fikirkan siapa yang menciptakan?. Kit a melewati keramaian lalu lalang manusia yang tak pernah lelah mencari kehidupan, fikirkan untuk apa mereka lakukan semua itu?. Kita melihat begitu banyak perbedaan yang terkadang mencolok mata kita, karena begitu sulitnya kita mengerti. Saat dimana kita melintasi sebuah jalan terlihat ada seorang ibu dengan menggendong anak menengadahkan sebuah terompah mengharapkan upah. Sang anak yang masih kecil terpanggang matahari terembuni malam, basah karena hujan. Sementara sang ibu terus berjalan melintasi lorong-lorong hidup, saat dimana lampu merah terposisikan berhenti dan mobil-mobil pun terdiam sambil berjalan mengetuk sebuah kaca mobil, kemudian disodorkan dari tangan yang mungil uang lima ratusan rupiah dari mobil yang mewah, sungguh terkadang kita bertanya pantaskah kita begitu banyak mengeluarkan harta kita demi assesories sebuah mobil yang hanya menghantarkan kita pada akhir kematian dan tak pernah sampai kepada kehidupan yang abadi.
Kita percantik mobil kita dengan assesories-assesories yang mahal harganya tetapi sebuah ketukan jendela mobil kita dari tangan yang rapuh, dari badan yang rusuh, dari pandangan mata yang seakan pandangan yang kosong. Kita lempar, satu lembar ribuan lima ratus recehan, padahal nilai sebuah pemberian itu amat sangat berkesan, di doakan kita oleh banyak orang apabila kita memberikan bukan hanya sesuai dengan proporsi, posisi kita tetapi juga keihklasan kita, di mana suatu kehidupan yang rasa-rasanya tak pantas dilakukan oleh manusia dengan manusia yang lain, astagfirullahal adzim. Akan mengundang nurani kita di tempatkan ketika kemiskinan, ketika kelaparan menyelimuti ruang gerak kita kanan kiri kita, belakang kita mereka harus berjalan melewati malam hanya untuk sesuap nasi, mereka harus kepanasan di tengah terik mentari, disaat kita berada di dalam mobil yang berAC, astagfirullahal adzim.
Baik sahabat, rasanya memang hidup juga tak perlu harus mengleuh tapi ini bukan keluhan, ini hanya sebuah realita dari hasi pandangan batin yang nampak begitu luar biasa berbeda tidakkah hati kita terketuk?. Mudah-mudahan, apalagi beberapa saat hari kedepan akan datang satu bulan di mana Allah memposisikan bulan ini sahrut taubat bulan taubat, sahsul magfiroh bulan ampunan. Mari kita bersihkan hati kita dari segala bentuk virus yang menodainya jangan sampai kita membiarkan detik demi detik waktu demi waktu hingga pergantian hari di bulan yang penuh berkah dengan perilaku yang tak sadarkan diri dan pada akhirnya kita tak mampu mengambil manfaat dari setiap pergantian hari-hari Romadhon, Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah.
Ya Allah berikan kembali kesempatan kepada kami untuk dapat menyempurnakan ketidak sempurnaan Romadhon yang lalu. Ya Allah sempatkan kami melemah bulanmu yang mulia itu karena dengan demikian kami mampu melakukan sesuatu yang terbaik paling tidak sesuai dengan kesanggupan yang kami lakukan, walaupun mungkin tidak terlalu baik karena rasanya sulit sekali untuk memperbaiki diri di tengah begitu banyak aktifitas ketidak baikan yang terus kami lakukan hingga saat ini. Hanya kepada Engkau ya Allah kami berharap, hanya kepada Engkau ya Allah kami memohon ampun dari segala bentuk keslahan dan buruknya perbuatan kami . wassalam,.,.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar